POLICY AND PLANNING ( PP )
Manusia modern (masa kini) tidak bisa lagi hidup santai seperti jaman dahulu, dimana segala keperluan hidup cukup banyak tersedia.. Dan kebutuhan manusia jaman dulu tidak sebanyak dan tidak bermacam2 seperti seka-rang ini. Maka dari itu Tangan kita harus le-bih besar dari Mulut kita. Jika tidak, niscaya hidup kita akan sulit dan menderita (mlarat).
Perbuatan atau bekerja secara terburu-buru dan asal-asalan, maka (a) akan banyak mem-buat kesalahan (b) hasilnya juga akan asal2an Untuk itu, maka wajib bagi kita untuk membuat Kebijakan dan Perencanaan (Policy and Planning). Bisa juga dikatakan: Harus Mem-buat ‘Garis2 Pokok Rencana’ jangka pan-jang, antara 3-5 tahun dan ‘Program’ (renca-na rinci) jangka pendek, yaitu pertahun (tahunan).
Bedakan antara Kebutuhan dan Keinginan yang keduanya selalu balapan (race) dan sela-lu dimenangkan oleh Keinginan. Butuh sepa-tu 2 tapi ingin mempunyai 4, butuh baju cu-kup 5-8, tapi inginnya punya 10-15 baju, dst. Ajaran agama mengatakan “Jangan suka meli-hat ke atas, nanti stress dan tak bersyukur. Lihat-lah kebawah agar bersyukur dan tenang”. Mem-praktekkannya ialah :
= menekan kebutuhan (jangan berlebihan & jangan buang2 komoditi). = memangkas keinginan-keinginan sebanyak mungkin (jangan mudah tertpengaruh kawan, iklan, gengsi, gaya, memaksa)
Bilamana kita sudah siap untuk membuat Policy and Planning, hendaklah kita sudah punya data diri-pribadi yang cukup komplit dan akurat. Ingat sewaktu kita membentuk Digni-ty atau Jati Diri. Mula2 catatlah data sebanyak mungkin ( IQ, keuangan,kerajinan,ketekunan dan keuletan, dsb) secara jujur ( jangan dibesar-besarkan/ dilebih2kan, nanti bisa kecele, tertipu). Dengan mengetahui potensi diri,maka Percaya Diri akan kuat (PD). Jika sudah sering atau selalu
PD, maka Pribadinya atau Dignitynya Kuat ! PD tidak baik jika di- paksakan,sebab hasilnya akan Over Acting. Bi-asa2 saja. Kalau memang kita rendah, tidak besar kemampuannya, ya akui saja.. dan da-lam berbuat (mengerjakan) sesuatu ingat ke-kuatan/ kemampuan/ potensi diri kita.
MERANCANG PP
Kita dianjurkan sejak sekarang sudah mu-lai memikirkan, apa Policy kita. Mau mena-
matkan kuliah…
matkan kuliah 4, 5, atau 6 tahun? Dengan IP seadanya atau ditargetkan 3,0 misalnya. Me-nekankan (keahlian) di matakuliah Akutansi, Auditing, Menejemen, atau Ekonomi Makro /Pembangunan ? Asal ingin boleh saja untuk tahap awal.. tapi semakin minggu harus se-makin dipikirkan, dengan membandingkan antara Kinginan, Kebutuhan, serta Kemam-puan kita.
Misalnya setelah akhir Semester ini kita su-dah mempunyai Policy yaitu: Tamat 5 tahun – IPK minimal 2,75 – Keahlian: Auditing.
Sampai akhir Semester ini, ganti2 Policy taka pa, mulai Semester ke-2 nanti, seyogyanya mulai membuat Planning untuk tahun akade-mi 2007/ 2008. Dengan demikian, dikala kita sebagai mahasiswa tahun ke-II, PP kita sudah mantap, langkah perkuliahan kita tak mudah kena terpa angin.
FAKTOR INTERNAL & EKSTERNAL
Faktor Internal maksudnya potensi diri ki-ta, yang dapat dilihat dari Data Diri yang kita buat secara jujur (hingga tepat, tidak keliru). Hal2 yang penting diperhatikan ialah :
(1). Kecerdasan (IQ). Sangat bagus bila bi-sa menyempatkan diri kesuatu lembaga yang bisa mengukur IQ, agar jelas berapa IQ kita. Kalau tak sempat, kira2kan saja begini:
a- jika kita membaca buku ilmiah satu para-grap lalu langsung faham isinya, atau
b- jika mendengarkan uraian Dosen di kelas langsung faham inti pembicaraan, atau
c- jika kita spontan dapat memberikan opini atau pendapat kepada seseorang yang menge-mukakan suatu persoalan, maka
tingkat Kecerdasan kita antara 100 – 120 (A),
tingkat yang sedang 80 – 100 (B), dan IQ kita lemah atau rendah jika 60 – 80 saja (C).
(2). Keteguhan & keseriusan berkuliah, ni-at tidak malas dan selalu mengikuti tatap mu-ka (perkuliahan), ditandai dengan:
a- tidak pernah menitip Absen,
b- tidak pernah tidak masuk kecuali sakit,
c- tidak pernah menyontek dalam ujian.
Jika ketiga hal tsb benar2 kita lakukan maka keseriusan berkuliah kita bagus sekali. Policy & Planning yang kita buat mudah dilaksana-kan, dan besar kemungkinan lancar & sukses.
(3). Keuangan atau tersedianya biaya kuli-ah selama 4-5 tahun kedepan yang milik kita sendiri (berasal dari pemberian orangtua, gaji dari pekerjaan kita, bantuan dari pihak lain). Pertanyaannya : a/. terjaminkah? b/. kurang terjamin tapi ada beberapa jalan lain? c/. tak terjamin dan harus hemat, tambal-sulam, tak menentu sumbernya, dsb.
(4). Faktor lain seperti Kesehatan, Waktu, Hambatan, dsb. Bila mempunyai penyakit yg Kesehatan terganggu banyak, kalau harus ke dokter tiap bulan misalnya, atau mempunyai penyakit kronis, penyakit berat, dsb.
Soal Waktu berkaitan dengan bekerja atau tidak?, rumah jauh atau dekat dengan kam- pus/kuliah?, melewati jalan yng super macet atau tidak?, berkeluarga atau belum?, dsb.
Hambatan dalam studi misalnya orangtua ku
rang mendukung (lahir-batn, materi-moril) a-taukah sangat mendukung?, mempunyai pa-car yang pasti akan mengganggu studi, gang-guan tsb besar atau tidak? (jawab jujur). Sua-sana rumahtangga (anak-isteri) biasa, mendu-kung, atau menghambat?, dsb.
* Dalam menjawab keempat faktor intern-al diatas, jawabannya ialah: 1]. Kecerdasan bagus, nilai 9.. 2] Keseriusan sedang = nilai 7
3] Keuangan bagus, nilai 9.. 4] Kesehatan & Hambatan kurang bagus, nilai 5. Kemudian dijumlahkan (9+7+9+5)= 30, lalu dibagi de-ngan jumlah faktor => 30 : 4 = 7,5. Dengan kata lain Potensi kita lebih dari Sedang (7,5)
* Untuk selanjutnya terserah kita, sudah puas seperti itu? atau ingin meningkatkan Keserius an (lebih rajin misalnya) dan Kesehatan (per-baiki pola & cara hidup, ke Dokter, dsb) serta berusaha mengurangi/ menghilangkan Ham-batan seperti Indekost jika rumah terlalu jauh atau membeli kendaraan, jangan berpacaran terlalu asyik, tidak banyak bergurau dan kong kow, dsb. Faktor…
* Faktor Eksternal maksudnya potensi ser-ta hambatan yang datang dari luar diri kita, yng berkaitan dengan PP yng akan kita buat. Banyak faktor tsb, tapi yang terpenting ialah :
[1]. Keluarga, yaitu orangtua dan saudara bagi yang belum berkeluarga, atau anak-isteri bagi yang sudah berkeluarga. Keluarga Saki-nah (Settled) yaitu yang segala urusan rumah tangganya beres & lancar dilaksanakan. Um-pamanya soal memasak, mencuci, membe-reskan/bersihkan rumah, memelihara anak2, dsb tak ada hambatan. Sakinah dalam arti BaitiJannati (Home Sweet Home) intinya situasi kejiwaan Keluarga misalnya soal ketenangan batin, tak ada kebohongan dan konflik antar anggota keluarga, kebahagiaan, dsb.
Karakter ayah-ibu kita juga sedikit banyak mempengaruhi derajat potensi kita. Ayah yng kasar, otoriter, apalagi galak/kejam.. dapat membuat jiwa kita sulit dikembangkan. Un-tuk menetralkannya misalnya (a) jangan ter-lalu sering berhadapan dengan beliau, (b) ja-ngan terlalu dimasukkan ke hati jika beliau marah2, (c) jangan jengkel, dendam, dsb ke-pada beliau. Walau bagaimana beliau adalah bapak kita, darahnya mengalir dalam tubuh kita. Jika Ibu pelit dan tak memahami mana yang penting dan mana yang genting (men-desak), sikapi dengan lebih mendekati (membu- juk). Semua tadi terkait erat atau berpengaruh terhadap dignity, potensi diri, dan ‘studi’ kita.
Manusia itu makhluk sosial, orangtua, sau-dara, kerabat, pembantu, sopir, anak asuh, dsb adalah bagian dari keluarga kita. Konflik dalam keluarga akan sangat mengganggu ke-tenangan, potensi-diri, dan studi kita.
[2]. Ekonomi Keluarga.Jika kita membica-rakan ekonomi atau keuangan, tidak berarti kita itu materialis (mata duitan). Sebab dana merupakan syarat ketiga agar sukses didunia, disamping syarat ilmu dan kerja.
Ekonomi Orangtua kita ada yang Kaya te-tapi Pelit/terlalu hemat. Ada yang murah ha-ti, dermawan, pengertian. Ada pula Orangtua Sedang dan murah hati atau ada yang pelit.
Yang berbahaya ialah Orangtua Kaya, boros,
pemabok, penjudi, mo-limo, dsb. Kita dapat terpengaruh, uang banyak yng kita terima da-ri beliau sering kita hambur2kan juga. Yang memprihatinkan jika kekayaan ortu kita tidak halal. Berkah(t) keuangan keluarga sirna..
*Jika kita sudah berkeluarga, pandai2lah mengelola keuangan keluarga. Isteri tugas po-koknya ialah mengelola rumahtangga suaminya. Rumahtangga pasti milik Suami, tapi rumah, mobil, dsb bisa saja milik Istri atau Mertua. Tugas isteri tsb rinciannya sbb:
(1) pisik dari rumah, seperti kebersihan, kerapian, hiasan2 seni, porno, atau tidak? dsb.
(2) home-economic, yaitu mengelola keuangan yang diberikan oleh Suami. Jangan beralasan “Cuma sedikit, kurang..”. Isteri yang tak pandai mengelola keuangan keluarga, sedikit atau banyak sama saja amburadulnya. Sering “Ngirit-ngorot” (maunya hemat tapi malah boros), apalagi tak bisa mendulukan yang genting dari yang penting.
(3) suasana rumah, barometernya “Kerasankah suami & anak2 dirumah? Senangkah orng
tua/ mertua jika menengok rumah kita?”. Suasana rumah yang asri/ harmonis/ sejuk, bukan lantaran perabot yang mewah, tapi rasa sedap (resep-Jw) begitu masuk rumah
[3] Lingkungan, yaitu situasi sekeliling ru-mah kita dan sekeliling kampus kita. Lingku-ngan yang sibuk, bising, banjir, macet, tidak aman, dsb. Kegiatan Rw/ Rt/ Kelurahan se- yogyanya kita ikuti agar lingkung menambah kekurangnyamanan kita & keluarga.
[4] Situasi Politik, dalam arti situasi nega-ra & masyarakat sekarang dan masa datang dekat (4-5 tahun kedepan). Dapat juga dilihat dari keberhasilan Pemerintah sekarang, misal nya :
(a) kehidupan dan perkembangan demokrasi dan perpolitikan secara umum. Walau kita ti-dak aktif berpolitik, tapi secara pasif seperti membaca koran atau melihat berita di TV, pikiran & emosi kita bisa terpngaruh.
(b) perekonomian & inflasi, yang secara lang-sung dan tak langsung bisa berdampak pada ekonomi keluarga, kesempatan kerja, dsb.
(c). Keamanan..
(c) Keamanan dan kesejahteraan masyarakat sangat mempengaruhi potensi diri kita & ke-luarga kita. Situasi kurang aman bisa menyita pikiran kita, dan akan menjadi hambatan.
DORONGAN & HAMBATAN
Faktor internal & eksternal diatas, yang ba-ik atau positif dapat menjadi Dorongan terha-dap pengembangan potensi diri kita. Tetapi jika buruk/ negatif sangat menghambat po-tensi diri dalam studi, umpamanya :
IQ kurang dan kitapun malas membaca, Ke-seriusan sulit ditingkatkan, Keuangan agak seret, Keluarga kurang mendukung, Orang-tua galak, Kebiasaan menyontek masih saja, Kesehatan menurun, kurang waktu, terlalu letih (karena bekerja kantoran), isteri kurang li-hai memangku tugas pokoknya, Lingkungan tidak bersahabat, Suasana Politik meresahkan dsb.
Hambatan perlu dibuat daftar menurut be-sar kecilnya daya-hambatnya terhadap diri ki-ta. Kemudian satu persatu dipikirkan jalan ke luarnya, dan tentu harus diusahakan mengu-rangi dan menghilangkannya. Contoh:
Urutan Hambatan Potensi Diri:
1. Sering ngantuk, sering terlambat & malas.
2. Ibu atau isteri terlalu sering menyuruh hal-hal yang memerlukan waktu, tenaga, dan dana.
3. Mudah masuk angin jika musim hujan.
4. Banyak anak2 muda didepan rumah kongkow2 dan bercanda hingga larut malam.
5. Terlalu sering kerumah kawan & ngobrol.
6. Dsb.
* Mampukah kita mereduksi lalu menghi langkan Hambatan2 diatas dalam 1 thn
ini? dan hambatan mana yng perlu waktu 2 th?
* Cara Berfikir yang Sempurna, Tuntutan Era Globalisasi, Ciri2 Orang yang dapat
Maju (‘n Ach), tetap harus kita upaya kan memenuhinya dengan baik!
* Ibadat & Ajaran Agama jangan dikesam pingkan..tapi justru ditingkatkan supaya
dekat dengan YME, dibantu & sukses.
* Ingat Cara Berfikir yang Sempurna disebelah kanan. Data yang ditangkap panca indra dikirim ke Otak-kecil(IQ) lalu dikirim ke Otak besar untuk diolah dan dibumbui dng ilmu yang telah direkam sebelumnya. Dan jangan lupa dimintakan nasihat kepada Qolbu (EQ). Lalu dikirim ke Serat Peng-kendali Nafsu /SPN (SQ) untuk disaring, di-atur taktiknya. Baru sesudah itu dikirim kepa-da Sumsum Tulang Belakang untuk dilaksa-nakan.. Siapa yang menyuruh berfikir seperti itu? Tentu saja Roh kita masing2, bukankah hakikat manusia itu aalah Rohnya?
*Ingat ‘bekal’ yang harus dimiliki generasi muda/ penerus dalam menghadapi Era Glo-balisasi tahun 2010-2021 adalah:
(1) Profesional, keahlian (dibidang apa saja)
(2) Jurdil, jujur dan adil/fair, sebab kejujuran merupakan syarat utama dalam bekerjasama dengan orang lain. Kita tak bisa bekerja sendirian
(3) Sinergi & Integritas, bisa bekerjasama dan saling-mendukung, bukan menjegal, meng
adu domba, melaporkan kawan ke atasan, menjilat Bos, dsb.
Senin, 17 September 2007
Posted by Unknown at 01.05
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar